Sabtu, 18 April 2015

(Fanfiction) Lee Brother 2



LEE BROTHER 2


Cast: Lee Donghae, Lee Hyukjae
Genre: Brothership, Family, Sad

          Semua siswa sibuk dengan urusan masing-masing, karena guru yang mengajar belum datang. Begitupun dua bersaudara Lee ini, tak henti-hentinya mencari keributan disana-sini.
          “Donghae!! Apa yang kau lakukan dengan kursiku?” teriak gadis yang bernama Sena ketika melihat tempat duduknya dicoret-coret Donghae.
          “Lee Hyukjae!! Kau kemanakan tas ku?” teriak namja bernama Ryeowook yang tak menemukan keberadaan tas tercintanya.
          “Donghae, jangan mengangguku”
          “Hyukjae, kau sungguh menyebalkan!!”
Mungkin teriakan itu sudah terbiasa terdengar di telinga murid kelas X-3 itu. Keadaan menjadi sunyi & tenang seketika, saat Jung Soengsaenim yang merupakan guru killer memasuki kelas itu.
          “Cepat kalian kumpulkan tugas minggu lalu” ucapnya tegas.
Donghae akan mengambil bukunya dari tas, namun saat melihat Hyukjae yang kelihatan bingung mencari sesuatu, ia urungkan mengambil buku itu.
          “Kau kenapa Hyuk?”
          “Bukuku.....”
          “Kenapa dengan bukumu?”
          “Bukuku....sepertinya ketinggalan Hae.”
          “Yak, kau ini kenapa ceroboh sekali sih.”
          “Aku tak lebih ceroboh darimu Hae.” Meski Hyukjae dalam keadaan panik, ia masih sempat-sempatnya mengejek adik kembarnya. Jung seongsaenim yang mendengar suara mudrid ribut segera mengalihkan pandangan ke Lee bersaudara itu yang kebetulan sebangku.
          “Hyukjae, kenapa kau diam saja. Mana tugasmu?” tanya Jung seongsaenim yang lebih kelihatan seperti membentak. Dengan takut-takut Hyukjae membalas, “Mianhae Seongsaenim, sepertinya buku ku ketinggalan.”
          “Cepat berdiri di tengah lapangan, sampai istirahat tiba”
          “Ne seongsaenim” Hyukjae berjalan keluar kelas dengan wajah yang lesu. Donghae menatapnya prihatin.
          “Dan Kau Lee Donghae, mana tugasmu?”
Dengan santainya Donghae menjawab, “mian seongsaenim, tugas ku juga ketinggalan.”
          “Kau....”, belum sempat Jung seongsaenim meneruskan perkataannya, Donghae sudah menyahut, “baiklah, aku akan menyusul Hyuk..” Donghae berlari mengikuti Hyukjae.
          “Padahal aku ingin memberikan hukuman lain untuknya”
Semua siswa bersorak senang dalam hati, karena sang penganggu kelas mereka mendapat hukuman.
          “Mungkin itu karma untuk kalian”, mungkin kebanyakan siswa akan mengumpat begitu. Namun ketahuilah bahwa sebenarnya kelas mereka adalah yang paling kompak, meskipun mereka sering dijahili Lee bersaudara , keesokan harinya mereka bakal akur lagi. Karena mereka memahami alasan kenapa Lee bersaudara berbuat usil sperti itu.
                                                          ***
Hyukjae yang menjalankan tugas sembari meratapi nasib karena kelalaiannya tak menyadari jika Donghae telah berada di sampingnya dari tadi.
          “Pabo...kenapa sampai ketinggalan coba” ucap Hyukjae mengumpati dirinya sendiri.
          “Ne, kau memang pabo Lee Hyukjae!” Hyukjae menengok ke sebelahnya karena mendengar suara adik kembarnya.
          “Apa yang kau lakukan disini Hae?” tanya Hyukjae heran.
          “Sama sepertimu tentu saja”
          “Benarkah? Tapi aku tadi melihatmu mau mengeluarkan buku tugasmu”
          “Mungkin kau salah lihat Hyuk...”
          “Aku tak mungkin salah lihat Hae-ya. Jangan bilang kalau ini semua karena aku, kau melakukan itu.”
          “Kau terlau ke PD an Hyuk, tentu saja tidak, kau tau kebiasaanku?”
          “Ne, kau memang ceroboh” Hyukjae menunduk kemudian mendongakkan wajahnya menghadap Donghae, “ Namun Seongsaenim tak akan menghukummu seperti ini Hae, aku tau itu”
          “Sudahlah Hyuk...”
--2 jam berlalu—
          Setelah perdebatan yang terjadi diantara mereka dua jam yang lalu, mereka hanya saling diam tanpa ada yang mau memulai pembicaraan. Peluh membasahi seragam mereka, matahari begitu terik hari ini. Hyukjae sesekali melirik ke arah Donghae, namun yang dilirik hanya menundukkan wajahnya.
          “Hae, kau tak apa?” tanya Hyukjae yang cemas melihat Donghae diam saja, tak biasanya adik kembarnya itu diam seperti itu.
Donghae mendongakkan wajahnya menghadap Hyukjae, wajahnya pucat, “Aku tak apa Hyung..” sedtik kemudian Donghae ambruk, untung saja Hyukjae segera menyadari dan segera menangkap tubuh Donghae hingga tak sampai membentur tanah. Hyukjae segera menggendong Donghae di punggungnya, membawanya ke UKS.
          “Dasar pabo, kau lebih bodoh daripada aku Hae. Dasar sok kuat, “ Hyukjae memarahi Donghae yang masih belum sadarkan diri. “Tapi aku senang saat kau memanggilku Hyung Hae”.
          “Ughhhh....” Donghae mengerjapkan kelopak matanya, dan mendapati Hyukjae duduk di kursi samping ranjang yang ia tempati.
          “Mian Hyung, aku membuatmu cemas lagi”
          “Tak apa Hae-ya, itu sudah menjadi kewajibanku sebagai hyungmu.” Donghae tersenyum mendengar ucapan Hyukjae.
          “Lain kali jangan kau lakukan itu lagi Hae-ya, aku tak mau kau sampai seperti ini lagi.”
          “Ne, Hyuk-ah”
          “Yak....kenapa kau memanggilku Hyuk lagi, panggil aku Hyung lagi.” Marah Hyukjae sembari menjitak kepala Donghae.
          “Appo.....Kau tega menjitakku, akan kuadukan kau pada Halbe”
          “Dasar Lee Donghae tukang ngadu.”
          “Biarin, lagian aku memanggilmu Hyung juga tak sengaja”
          “Aishhh.....bocah ini...”
          “Hey Hyukjae! Kau harus sadar, jika aku masih bocah. Berarti kau juga bocah, umur kita kan sama. Dasar cengeng!”
          “Lee Donghae....kau sungguh menyebalkan!!!!”
                                                ----END----
           

(Fanfiction) Lee Brother 1




LEE BROTHER 1



Cast : Lee Donghae, Lee Hyukjae
Genre: Brothership, Family

          “Apakah selama ini kau menyayangiku Hyuk?” tanya Donghae kepada saudaranya. Hyukjae memandang Donghae bingung, kemudian mengangguk mantap menanggapi pertanyaan saudaranya itu.
          “Apakah Umma & Appa juga menyayangi kita?”
          “Yak!!! Ada apa denganmu eo? Tentu saja Umma & Appa menyayangi kita. Kau ini aneh sekali sih.”
          “Tapi kenapa mereka meninggalkan kita Hyuk?”
          “Itu sudah takdir Hae. Tentu  kita tak bisa menyalahkan takdir, meskipun mereka sudah tak ada, mereka  akan selalu di hati kita Hae ya” ucap Hyukjae sembari mendekati Donghae dan memeluknya.
          Sudah satu minggu Lee bersaudara itu tinggal di kediaman Haraboejinya. Kedua orang tua mereka meninggal dua minggu yang lalu dalam perjalanan pulang dari bisnisnya. Selama satu minggu mereka tak mau meninggalkan rumah orang tua mereka, namun tak mungkin mereka akan tinggal di rumah besar itu berdua saja bukan? Meskipun di rumah itu banyak pembantu yang akan menyiapkan kebutuhan mereka, tetap saja mereka hanya remaja berumur 16 tahun yang masih butuh perhatian. Hingga akhirnya mereka sekarang berada di sini.
          “Kau ini cengeng sekali Hae....” ledek Hyukjae sembari mengusap air mata saudaranya itu.
          “Aku tak lebih cengeng darimu Hyuk....” Kini balik Donghae yg meledek.
          “Yakkk...beraninya kau meledekku. Bagaimanapun juga, aku ini Hyungmu Hae, panggil aku HYUNG!”    
          “Shireoo, kita hanya berselisih beberapa menit Hyuk, jadi menurutku itu tak perlu” Donghae tersenyum mengatakan itu.
          “Tetap saja kau harus memanggiku Hyung, Lee Donghae!”
          “Shireo!!!”
          “Mau kujitak eo?”
          “Halbe....Hyukjae  jahat kepadaku, dia mau menjitakku” adu Donghae sembari berlari ke ruang kerja kakeknya. Hyukjae yang tak terima diaduka seperti itu balas mengejar Donghae.
          “Dasar tukang adu....”
Seorang laki-laki keluar dari ruang kerjanya, ia menghampiri dua cucu kembarnya. Donghae langsung bersembunyi di belakang punggung kakeknya.
          “Hyuk~ah...Hae~ya....kalian ini kan saudara, tak baik saling mengejek seperti itu.”
          “Hyuk yg salah Halbe.”
          “Mwo? Hae yang salah Halbe.”
          “Sudahlah. Hyuk, kau tak boleh menjitak saudaramu oke. Dan kau Hae, panggil Hyukjae hyung.”
          “Tapi Halbe.....”
          “Tak ada tapi-tapian. Sekarang kalian harus baikan”
          “mianhae” ucap keduanya bersamaan secara tak sengaja.
          “nado”, ucap mereka selama bersamaan lagi.
          “Hahahaha...”
Merekapun tertawa bersamaan melihat kekompakan itu. Sedangkan Tuan Lee hanya tersenyum melihat sikap kedua cucunya itu.

~~~~END~~~~