Minggu, 17 Januari 2016

(Fanfiction) Secret Brother Chapter 1

SECRET BROTHER Chapter 1

Cast: Lee Donghae, Lee Hyukjae, Choi Siwon, Lee Sungmin, Park Jungsoo
Genre: brothership, friendship, family, angst

            Seorang namja terlelap begitu damai hingga tak sadar jika sang mentari telah menampakkan sinarnya. Namun sinar mentari tersebut tak mempengaruhi namja yang telah terlelap di bawah selimutnya itu. Hingga terdengar  suara ketukan pintu yang memekikkan telinga.
            “Jika dalam 5 menit kau tak juga membuka pintu kamarmu. Ku pastikan kau akan berangkat dengan jalan kaki. Dasar pemalas!!!!”, teriak seorang namja yang mengetuk pintu tadi.
            “Dasar pengganggu!, aku tak peduli meskipun harus berjalan kaki, memangnya aku anak kecil berumur 5 tahun yang tak bisa berangkat sekolah sendiri apa”, umpat namja pemilik kamar tersebut sambil menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut tebalnya.
            Terdengar suara dengusan dari luar kamar “Aku tak mungkin melakukan ini jika tak disuruh Eomma, memangnya kau fikir aku suka berangkat bersamamu? TIDAK SAMA SEKALI” ucap namja yang berada di luar kamar.
            “AKU TAK PEDULI!!!” teriak namja yang berada di dalam kamar tersebut.
                                                                        ***
            Ruang makan ini memang bisa dibilang besar, namun penghuni tetap yg berada di kursi hanya 4 orang.Di kursi itu masih ada tiga orang, sedangkan satu orang lainnya belum menampakkan batang hidungnya. Dua orang yang berada di situ telah memulai makan terlebih dahulu, sedangkan satunya masih menunggu seseorang.
            “Ommonim, kenapa kau tak ikut makan juga? “ tanya Eunhyuk pada oemma nya.
            “Nanti saja, oemma masih menunggu Donghae, bukankah dia tak suka jika makan sendiri. Teruskanlah makanmu bersama appa mu.” Suruh nyonya Lee.
            “Anak itu jangan terlalu kau manja.” Ucap tuan Lee dingin.
Donghae yang berdiri di tangga, diam sejenak mendengar penuturan appa kandungnya itu. Dia melenggang begitu saja tak berniat untuk makan bersama mereka, namun ada seseorang yang membuatnya berhenti melangkah, yaitu umma nya.
            “Jika kau tak ingin makan, setidaknya minum la susu itu dulu” seru nyonya lee dengan lembut.
Donghae mendekat ke meja makan dan tak berniat menyentuh makanan itu sedikitpun.
            “Percuma juga ommonim menunggunya makan, dia juga tak menghargai itu kan? Umma makanlah, jangan kau pikirkan anak itu.” Sindiran Hyukjae  mampu membuat Donghae yang duduk di kursi samping Hyukjae mengepalkan jari-jarinya.
            “Sudahlah sayang....” lerai nyonya Lee.
            “huh...selalu saja.” Dengus Hyukjae lirih.
            “aku selesai”, tuan Lee tiba-tiba berdiri dari tempat duduknya menghampiri nyonya Lee kemudian keluar dari ruang makan itu, tanpa menggubris Donghae yang berada di ditu.
            “Aku juga selesai, umma aku berangkat dulu.” Eunhyuk ikut beranjak dari tempat duduknya, namun langkahnya terhenti saat mendengar nyonya Lee berkata padanya, “kau tak lupa dengan pesan umma biasanya kan Hyukjae...”
            “ Tentu tidak umma” jawab Hyukjae berlagak lembut kemudian beralih menatap Donghae, “Dan kau, ku tunggu di mobil SECEPATNYA....”
Kini di ruang makan itu hanya ada Donghae dan nyonya Lee, “Umma harap kau bisa memaafkan mereka Hae, mungkin suasana hati mereka sedang tak baik.” Donghae tak berniat untuk membalas ucapan umma nya itu, namun dia memandang ummanya dengan tatapan teduhnya, “Ne umma” ucapnya lirih. “Jika kau tak berniat makan, setidaknya minum la ini dulu”, nyonya Lee menyodorkan susu coklat itu ke Donghae, Donghae menerima itu, dan meminumnya.
            “Kajja... segeralah ke depan, hyung mu pasti sudah menunggu”, Donghae mengangguk mendengar penuturan lembut ummanya. Dia bejalan menuju mobil Hyungnya yang terpakir. Sebenarnya ia malas berangkat bersama Hyung nya itu, Hyukjae. Ini demi ummanya, meskipun ia tak suka, tetap saja kan dia harus menghormati ibunya.
                                                            ***
            Tak ada yang  berniat memulai pembicaraan, Mereka saling diam. Hingga mobil yang mereka tumpangi perlahan-lahan menepi kemudian berhenti, tanpa Hyukjae berkata pun Donghae sudah tau maksud dari Hyukjae menghentikan mobil. Donghae membuka pintu mobil berniat turun, namun sebelum turun ia berkata, “ Terima kasih pak supir...” Donghae berniat mengejek Hyukjae.
            “yakkk...dasar tak tau terima kasih, itukah yang akan kau katakan saat ada seseorang yang membantumu, oh ya aku lupa, dari kecil kau memang tak punya ibu kan? Sehingga tak ada yang mengajarimu seperti itu”
            “Haruskah kau berkata seperti itu, aku memang tak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu, namun setidaknya aku tak sepecundang dirimu, dasar bermuka dua....”
            “Dasar anak kecil.......”
            “Kau yang kekanakan! pergilah.... aku tak butuh tumpanganmu”
            “Ku harap kau sampai sekolah dengan selamat, dan hanya anak kecil saja yang akan mengadu ibunya jika ada yang berbuat jahat padanya.”
            “Aku bukanlah kau Lee Hyukjae, dia bukanlah ibuku, tapi ibumu”
Hyukjae tak menggubris perkataan Donghae, atau mungkin dia memang tak mendengar teriakan Donghae itu. Karena mobil yang dikendarainya telah melaju jauh.
#DONGHAE POV
            Dia meninggalkanku, aku sudah terbiasa dengan itu, umpatannya, sikap kasarnya, aku sudah terbiasa, yah dia adalah hyung tiriku, Lee Hyukjae. Aku memang tak pernah menganggapnya hyung, begitupun sebaliknya, dia juga tak pernah menganggapku dongsaeng. Kami hanyalah orang yang saling membenci, dia menganggapku hanyalah anak kecil yang patut dibully, aku tak suka itu, aku bukanlah orang lemah. Aku adalah Lee Donghae. Anak yang kuat namun tak pernah merasakan kasih sayang  orang tua, yah kalian tau, ayahku adalah orang yang sibuk, dia tak pernah mengganggapku ada. Aku tak tau alasan kenapa dia membenciku. Dia memang selalu ada di sekitarku, namun sebenarnya dia begitu jauh. Sebenarnya ada satu orang yang mampu mengajarkanku kasih sayang, dia adalah ibu tiriku, ibu dari seorang Lee Hyukjae. Dia sangat menyayangi dan memperhatikanku, namun aku merasa canggung bermanja-manja padanya. Karena kalian tau, seorang Lee Hyukjae tak akan membiarkan hidupku bahagia, karena baginya penderitaanku adalah sebuah hiburan untuknya.
            Aku berjalan perlahan menuju sekolahku. Aku melihat jam tangan yang bertengger di pergelangan tanganku, ini masih terlalu pagi , sehingga aku bisa menikmati pagi yang sejuk ini dengan berjalan santai. ketika aku melihat sebuah kaleng bekas minuman yang tergeletak di jalan, pikiran evilku mulai berkeliaran, aku mengambil ancang-ancang menendangnya.
1......
2......
3......
Tiung...(anggap saja itu suara kaleng yang ditendang ya), aku pun melanjutkan jalanku.
#AUTHOR POV
            “PLETAK.....”
            “aduh....” seorang pemuda mengaduh ketika merasakan sebuah kaleng mendarat mulus di kepalanya. Sakit. Tentu saja. Bayangkan saja, ketika kau asyik berkendara dengan mobil kesayanganmu menuju sekolah, tiba-tiba ada sebuah kaleng mendarat di kepalamu dengan tidak elitnya (bayangin aja, mobilnya itu sport. Tau kan? Tau aja deh) . Pemuda itu mencari-cari siapa orang yang berani membuang sampah sembarangan seperti itu. Ketika ia melihat seorang namja yang berjalan santai di bawah pepohonan rindang di pinggir jalan, otaknya langsung bekerja, mungkin orang itulah pelaku utama pelemparan kaleng tersebut. Dia mengambil kaleng yang berada di samping joknya, meremasnya kemudian dengan emosi yang menggebu-nggebu ia menghampiri namja itu.
            “Hei kau....!” teriak namja itu, Siwon namanya.
Namun yang dipanggil tak menampakkan respon apapun, sekali lagi Siwon memanggil namja yang tengah berjalan “Hei kau berhentilah”, dan berhasil namja yang tengah berjalan itu menoleh.
            “Kau memanggilku?” tanya namja yang berjalan itu sambil menunjuk dirinya sendiri.
            “Memangnya di sini ada berapa orang sampai kau tak merasa bahwa ada orang yang memanggilmu” tanya Siwon balik.
Namja itu celingak-celinguk melihat sekelilingya. Sepi. Yah sekelilingnya sepi, namun karena ia merasa tak mengenal orang yang berada di depannya saat ini, dengan entengnya ia berkata, “mungkin kau salah orang karena aku tak pernah merasa punya kenalan sepertimu” dan ia pun melanjutkan jalannya yang terganggu oleh orang yang tak dikenal.
            “Kau memang tak mengenalku, tapi kau membuat suatu kesalahan padaku. Kaleng ini.......KAU YANG MENENDANGNYA KAN?”
Namja itu menghentikan langkahnya, berbalik arah menghadap ke belakang, kemudian berjalan santai mendekati Siwon “kaleng itu memang aku yang menendangnya, dan aku tak peduli dengan nasib kaleng itu dan kau” ucap namja itu sambil berjalan menjauh.
            “DASAR TAK PUNYA SOPAN SANTUN” teriak Siwon berharap namja itu mendengarnya, dan ia pun kembali ke mobilnya dengan mata yang bersungut-sungut.
                                                                        ***
            Pelajaran telah dimulai, namun Donghae hanya melamun memandangi luar jendela. Baginya pemandangan di luar sana lebih menarik perhatiannya daripada pelajaran Jung Soengsaenim yang menurutnya membosankan.
            “Lee Donghae, bisakah kau menjawab pertanyaan di papan tulis itu?”  tanya Jung soengsaenim, namun yang ditanya tetap tak bergeming menatap langit di luar sana.
            “Lee Donghae!”
Ahn Jaehyun teman sebangku Donghae geram melihat tingkah temannya itu. Ia pun menyenggol-nyenggol lengan Donghae berharap namja itu segera tersadar dari lamunannya. Dan yah...berhasil.
            “Ada apa sih? Kau mengganggu imajinasiku tau!” bentaknya kesal.
            “Lee Donghae! Keluar sekarang! Aku tak membutuhkan murid yang tak ingin memperhatikan pelajaranku. Dan lebih tertarik dengan dunia luar.” Kini Donghae tau kesalahannya. Ini memang salahnya. Toh mengelak itu semuapun tak ada gunanya juga. So....dia memutuskan untuk keluar kelas dengan tampang tanpa dosanya itu.
            Donghae memutuskan ke atap sekolah, baginya tempat itu adalah tempat yang menenangkan hatinya. Ini bukan pertama kalinya ia terusir dari kelas saat pelajaran. Itu merupakan kegiatan rutin. Sebenarnya Donghae merupakan murid yang pintar dan patuh terhadap peraturan. Namun semua itu tak ada artinya, karena bagi appa nya semua yang dilakukannya selalu salah. Meratapi nasibpun tak ada gunanya. Donghae memutuskan untuk tidur dan berharap semua masalahnya hilang saat dia terbangun.
#SIWON POV
            Istirahat tiba, namun aku tak berniat untuk ke kantin. Bagiku kantin adalah tempat paling berisik yang dipenuhi orang-orang bergosip. Aku memutuskan untuk ke atap sekolah. Sebuah tempat yang menurutku paling tenang. Aku bukanlah orang yang pendiam, aku memiliki banyak teman, bahkan hampir semua warga sekolah ini mengenalku. Aku pun termasuk siswa yang tak suka mencari masalah, kecuali jika ada orang yang mengusikku atau sahabatku.
            Tiba-tiba aku mendengar suara nada dering suatu panggilan telepon, aku kira itu bunyi dari ponsel yang ada di sakuku. Namun aku salah, ternyata suara itu berasal dari ponsel seseorang yang tidur di kursi pojok atap sekolah itu.
#AUTHOR POV
            Siwon mulai mendekati orang yang tertidur itu dengan perlahan, tak ada niat untuk membangunkan orang tersebut. “Suara sekeras itu tak bisa membangunkannya? Dasar namja tukang tidur” batinnya dalam hati. Namun Siwon sedikit terlonjak saat mengetahui namja yang tertidur itu bangun dan mengangkat telponnya. Sebenarnya Siwon tak berniat mendengarkan orang yang tertidur itu bicara, namun melihat punggung orang itu yang kelihatan marah menarik perhatiannya.
            “Ada apa kau menelponku?”
            “...........”
            “Kau memang tukang adu Lee Hyukjae!”
            “..........”
            “Aku tak takut dengan ancamanmu itu” bentak namja yang tertidur itu sembari menutup ponselnya. Siwon terlonjak kaget saat namja yang tertidur itu berbalik menghadapke arahnya.
            “KAUUU....”



__To Be Continue__TBC__

(Fanfiction) Lee Brother 4


LEE BROTHER 4

Cast : Lee Donghae, Lee Hyukjae, Choi Siwon, Shin Donghee
Genre : Brothership, Family, Friendship

            Di kamar bernuansa biru itu nampak dua bersaudara yang tengah asyik dengan kegiatannya masing-masing. Namun jika dilihat lebih teliti lagi, hanya salah satu dari mereka yang tengah asyik dengan kegiatannnya sendiri, yakni Eunhyuk. Sedangkan Donghae terlihat mencoba fokus dengan buku bacaannnya sambil sesekali melirik ke arah Eunhyuk seperti ingin membicarakan sesuatu.
            “Hyukkk....” panggil Donghae lirih pada saudaranya.
Eunhyuk masih asyik memandangi tablet yang ada di genggamannya tanpa ada niat menanggapi panggilan Donghae. Donghae kembali menatap Eunhyuk dengan kening berkerut.
            “Yakkk...Lee Hyukjae. Apa kau tak mendengar panggilanku” ucapnya sekali lagi dengan nada kesal sembari membanting buku bacaanya di kursi ruangan itu. Yang dipanggil mulai bereaksi, menatap adik kembarnya dengan tatapan kesal juga.
            “Ada apa sih Hae?” tanya Eunhyuk sambil menatap Donghae meminta penjelasan.
            “Ehm.. Apakah besok kau ada acara?”
            “Bicara yang jelas Hae, langsung ke inti saja”
            “Maukah kau mengantarku  membeli buku?”
            “Kapan?”
            “Besok sepulang sekolah,” ucap Donghae semangat.
Eunhyuk diam sesaat mengingat-ingat apakah besok ada acara apa tidak, “Maaf Hae, besok aku ada latihan dance di rumah Shindong Hyung” jawab Eunhyuk terlihat menyesal.
            “Tak bisakah di tunda saja Hyuk, bukankah lusa masih bisa”, mohon Donghae.
            “Tetap tidak bisa Hae. Beberapa hari lagi kompetisi akan berlangsung, jadi aku dan Shindong Hyung harus sering-sering latihan”
            “Tapi..buku itu unlimited edition Hyuk,. Aku tak bisa kesana sendiri.
            “Kau bisa minta antar Jung Ahjussi Hae”
            “Tak bisakah kau mengantarku dulu Hyuk, baru setelah itu kau bisa latihan bersama Shindong Hyung”
            “Tetap tak bisa Hae. Kau itu sudah dewasa Hae. Jangan  kekanakan” bentak Eunhyuk tanpa sadar karena lelah dengan rajukan Donghae.
            Donghae memandang Eunhyuk dengan mata berkaca-kaca. Baru kali ini kakak kembarnya itu membentaknya seperti itu. “Baiklah aku tak akan kekanakan lagi, aku tak akan merajuk padamu lagi. Dan mianhae karena tadi sudah memaksamu. Aku tak akan mengganggumu lagi” ucap Donghae pada akhirnya sambil mulai menangis meninggalkan kamar itu.
                                                            ***
            Beberapa hari ini nampak ada suasana yang berbeda di kelas X-3. Jika biasanya Lee Bersaudara itu selalu bersama di manapun, sekarang berbeda. Eunhyuk lebih sering terlihat bersama Shindong di ruang latihan sekolah. Sedangkan Donghae lebih sering terlihat bersama Siwon.
#Ruang Latihan Dance sekolah
            “Kau terlihat banyak fikiran Hyuk. Apakah kau tak berniat memperbaiki hubunganmu dengan adikmu. Aku tau kau sering tak fokus latihan karena memikirkannya kan?” nasehat Shindong pada Hyukjae yang terlihat tak fokus dengan latihannya. Padahal besok adalah  hari dimana kompetisi itu dilaksanakan.
            “Aku menyesal hyung telah membentaknya beberapa hari lalu. Padahal selama kami hidup bersama 16 tahun ini aku tak pernah bicara kasar padanya. pasti dia kecewa padaku Hyung.”
            “Carilah dia dulu Hyuk, selesaikan masalah kalian. Mungkin  saat ini dia juga sedang memikirkanmu di suatu tempat.” Ucap Shindong sekali lagi.
            “Baiklah hyung. Aku akan mencarinya. Mungkin sekarang dia sedang bersama Siwon” Eunhyuk beranjak dari ruangan itu untuk mencari Donghae yang beberapa hari ini mendiaminya.
            “Pilihan yang tepat Hyuk” gumam Shindong sembari tersenyum.
                                                                        ***
            Di koridor sekolah itu nampak Siwon yang tengah berlari lari mencari seseorang, ia kelihatan panik. Dari kejauhan ia melihat orang  yang dicarinya juga sedang berlari lari.
            “Hyukjae...” panggil Siwon pada orang itu.
            “Ahhh...akhirnya aku menemukanmu Siwon. Dimana Donghae? Dia bersamamu kan?” tanya Eunhyuk sembari celingak celinguk mencari Donghae di sekitar Siwon. Namun yang dicarinya tak ada. Eunhyuk menatap Siwon yang kelihatan panik.
            “Kenapa kau terlihat panik?”
            “Donghae....”
            “Iya dimana Donghae, apa yang terjadi dengan Donghae?” Eunhyuk mulai panik juga setelah melihat ekpresi Siwon yang panik itu.
            “Donghae pingsan Hyuk....”
            “Apa?? Sekarang dia dimana?” teriak Eunhyuk sembari berlari menjauh meninggalkan Siwon.   
            “Uks” jawab Siwon ikut berlari mengejar Eunhyuk yang berlari ke Uks.
                                                                        ***
            Eunhyuk menatap adik kembarnya yang masih terlelap di ranjang uks. Dia menyesal dan semakin menyesal setelah mendengar cerita Siwon. Kata siwon, Donghae sudah pucat saat dia ingin pergi membeli buku unlimited edition itu. Itu sudah beberapa hari yang lalu. Bodohnya dia yang tak menyadari adik kembarnya sakit sudah selama itu.
            “Maafkan aku Hae” ucapnya pada Donghae yang masih terlelap.
            “Aku juga minta maaf Hyung” ucap Donghae tiba-tiba. Ternyata Donghae sudah bangun dari tadi. Tapi ia menunggu Eunhyuk meminta maaf terlebih dulu. Dasar nakal.
            “Yakkk ternyata kau sudah bangun, kau mau menipuku eo??”
            “Tak usah membentak, aku ini masih sakit, tadi kau meminta maaf, sekarang mulai membentakku lagi” ucap Donghae lemah.
            “Ahhh...mianhae saeng. Maukah kau memaafkanku?”
            “Tidak”
            “Yakkk..Lee Donghae” cemberut Eunhyuk.
            “Ne..ne Hyung. Aku memafkanmu. Aku juga minta maaf ya.”
            “Ne Saeng” ucap Eunhyuk sembari memeluk adik kembarnya itu. “Sekarang kita ke rumah sakit ne?”
            “Shirreo...” tolak Donghae. “Aku mau pulang ke rumah saja”.
            “Baiklah...baiklah...”
            “Tapi ada syaratnya...”
            “Apa?” tanya Eunhyuk malas,  takut syarat yang diajukan Donghae adalah yang paling aneh.
            “Aku mau kau menggendongku...” ucap Donghae manja
Eunhyuk tersenyum tipis. “Cuma itu saja?, baiklah. Kajja?” Eunhyuk beranjak menggendong Donghae di punggungnya sembari bergumam “Dasar Manja”
            “Kau bicara apa Hyuk” tanya Donghae yang sekilas mendengar Eunhyuk berbicara sesuatu.
            “Bukan apa-apa kok” jawab Eunhyuk sembari tersenyum.