SECRET BROTHER Chapter 1
Cast: Lee
Donghae, Lee Hyukjae, Choi Siwon, Lee Sungmin, Park Jungsoo
Genre:
brothership, friendship, family, angst
Seorang
namja terlelap begitu damai hingga tak sadar jika sang mentari telah
menampakkan sinarnya. Namun sinar mentari tersebut tak mempengaruhi namja yang
telah terlelap di bawah selimutnya itu. Hingga terdengar suara ketukan pintu yang memekikkan telinga.
“Jika dalam
5 menit kau tak juga membuka pintu kamarmu. Ku pastikan kau akan berangkat
dengan jalan kaki. Dasar pemalas!!!!”, teriak seorang namja yang mengetuk pintu
tadi.
“Dasar
pengganggu!, aku tak peduli meskipun harus berjalan kaki, memangnya aku anak
kecil berumur 5 tahun yang tak bisa berangkat sekolah sendiri apa”, umpat namja
pemilik kamar tersebut sambil menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut
tebalnya.
Terdengar
suara dengusan dari luar kamar “Aku tak mungkin melakukan ini jika tak disuruh
Eomma, memangnya kau fikir aku suka berangkat bersamamu? TIDAK SAMA SEKALI”
ucap namja yang berada di luar kamar.
“AKU TAK
PEDULI!!!” teriak namja yang berada di dalam kamar tersebut.
***
Ruang makan
ini memang bisa dibilang besar, namun penghuni tetap yg berada di kursi hanya 4
orang.Di kursi itu masih ada tiga orang, sedangkan satu orang lainnya belum menampakkan
batang hidungnya. Dua orang yang berada di situ telah memulai makan terlebih
dahulu, sedangkan satunya masih menunggu seseorang.
“Ommonim,
kenapa kau tak ikut makan juga? “ tanya Eunhyuk pada oemma nya.
“Nanti saja,
oemma masih menunggu Donghae, bukankah dia tak suka jika makan sendiri.
Teruskanlah makanmu bersama appa mu.” Suruh nyonya Lee.
“Anak itu
jangan terlalu kau manja.” Ucap tuan Lee dingin.
Donghae yang berdiri di tangga, diam sejenak mendengar
penuturan appa kandungnya itu. Dia melenggang begitu saja tak berniat untuk
makan bersama mereka, namun ada seseorang yang membuatnya berhenti melangkah,
yaitu umma nya.
“Jika kau
tak ingin makan, setidaknya minum la susu itu dulu” seru nyonya lee dengan
lembut.
Donghae mendekat ke meja makan dan tak berniat menyentuh
makanan itu sedikitpun.
“Percuma
juga ommonim menunggunya makan, dia juga tak menghargai itu kan? Umma makanlah,
jangan kau pikirkan anak itu.” Sindiran Hyukjae mampu membuat Donghae yang duduk di kursi
samping Hyukjae mengepalkan jari-jarinya.
“Sudahlah sayang....”
lerai nyonya Lee.
“huh...selalu
saja.” Dengus Hyukjae lirih.
“aku
selesai”, tuan Lee tiba-tiba berdiri dari tempat duduknya menghampiri nyonya
Lee kemudian keluar dari ruang makan itu, tanpa menggubris Donghae yang berada
di ditu.
“Aku juga
selesai, umma aku berangkat dulu.” Eunhyuk ikut beranjak dari tempat duduknya,
namun langkahnya terhenti saat mendengar nyonya Lee berkata padanya, “kau tak
lupa dengan pesan umma biasanya kan Hyukjae...”
“ Tentu
tidak umma” jawab Hyukjae berlagak lembut kemudian beralih menatap Donghae,
“Dan kau, ku tunggu di mobil SECEPATNYA....”
Kini di ruang makan itu hanya ada Donghae dan nyonya Lee,
“Umma harap kau bisa memaafkan mereka Hae, mungkin suasana hati mereka sedang
tak baik.” Donghae tak berniat untuk membalas ucapan umma nya itu, namun dia
memandang ummanya dengan tatapan teduhnya, “Ne umma” ucapnya lirih. “Jika kau
tak berniat makan, setidaknya minum la ini dulu”, nyonya Lee menyodorkan susu
coklat itu ke Donghae, Donghae menerima itu, dan meminumnya.
“Kajja...
segeralah ke depan, hyung mu pasti sudah menunggu”, Donghae mengangguk
mendengar penuturan lembut ummanya. Dia bejalan menuju mobil Hyungnya yang
terpakir. Sebenarnya ia malas berangkat bersama Hyung nya itu, Hyukjae. Ini
demi ummanya, meskipun ia tak suka, tetap saja kan dia harus menghormati
ibunya.
***
Tak ada
yang berniat memulai pembicaraan, Mereka
saling diam. Hingga mobil yang mereka tumpangi perlahan-lahan menepi kemudian
berhenti, tanpa Hyukjae berkata pun Donghae sudah tau maksud dari Hyukjae
menghentikan mobil. Donghae membuka pintu mobil berniat turun, namun sebelum
turun ia berkata, “ Terima kasih pak supir...” Donghae berniat mengejek
Hyukjae.
“yakkk...dasar
tak tau terima kasih, itukah yang akan kau katakan saat ada seseorang yang
membantumu, oh ya aku lupa, dari kecil kau memang tak punya ibu kan? Sehingga
tak ada yang mengajarimu seperti itu”
“Haruskah
kau berkata seperti itu, aku memang tak pernah merasakan kasih sayang seorang
ibu, namun setidaknya aku tak sepecundang dirimu, dasar bermuka dua....”
“Dasar anak
kecil.......”
“Kau yang
kekanakan! pergilah.... aku tak butuh tumpanganmu”
“Ku harap
kau sampai sekolah dengan selamat, dan hanya anak kecil saja yang akan mengadu
ibunya jika ada yang berbuat jahat padanya.”
“Aku
bukanlah kau Lee Hyukjae, dia bukanlah ibuku, tapi ibumu”
Hyukjae tak menggubris perkataan Donghae, atau mungkin dia
memang tak mendengar teriakan Donghae itu. Karena mobil yang dikendarainya
telah melaju jauh.
#DONGHAE POV
Dia
meninggalkanku, aku sudah terbiasa dengan itu, umpatannya, sikap kasarnya, aku
sudah terbiasa, yah dia adalah hyung tiriku, Lee Hyukjae. Aku memang tak pernah
menganggapnya hyung, begitupun sebaliknya, dia juga tak pernah menganggapku
dongsaeng. Kami hanyalah orang yang saling membenci, dia menganggapku hanyalah
anak kecil yang patut dibully, aku tak suka itu, aku bukanlah orang lemah. Aku
adalah Lee Donghae. Anak yang kuat namun tak pernah merasakan kasih sayang orang tua, yah kalian tau, ayahku adalah
orang yang sibuk, dia tak pernah mengganggapku ada. Aku tak tau alasan kenapa
dia membenciku. Dia memang selalu ada di sekitarku, namun sebenarnya dia begitu
jauh. Sebenarnya ada satu orang yang mampu mengajarkanku kasih sayang, dia
adalah ibu tiriku, ibu dari seorang Lee Hyukjae. Dia sangat menyayangi dan
memperhatikanku, namun aku merasa canggung bermanja-manja padanya. Karena
kalian tau, seorang Lee Hyukjae tak akan membiarkan hidupku bahagia, karena
baginya penderitaanku adalah sebuah hiburan untuknya.
Aku berjalan
perlahan menuju sekolahku. Aku melihat jam tangan yang bertengger di
pergelangan tanganku, ini masih terlalu pagi , sehingga aku bisa menikmati pagi
yang sejuk ini dengan berjalan santai. ketika aku melihat sebuah kaleng bekas
minuman yang tergeletak di jalan, pikiran evilku mulai berkeliaran, aku
mengambil ancang-ancang menendangnya.
1......
2......
3......
Tiung...(anggap saja itu suara kaleng yang ditendang ya), aku
pun melanjutkan jalanku.
#AUTHOR POV
“PLETAK.....”
“aduh....” seorang
pemuda mengaduh ketika merasakan sebuah kaleng mendarat mulus di kepalanya.
Sakit. Tentu saja. Bayangkan saja, ketika kau asyik berkendara dengan mobil
kesayanganmu menuju sekolah, tiba-tiba ada sebuah kaleng mendarat di kepalamu
dengan tidak elitnya (bayangin aja, mobilnya itu sport. Tau kan? Tau aja deh) .
Pemuda itu mencari-cari siapa orang yang berani membuang sampah sembarangan
seperti itu. Ketika ia melihat seorang namja yang berjalan santai di bawah
pepohonan rindang di pinggir jalan, otaknya langsung bekerja, mungkin orang
itulah pelaku utama pelemparan kaleng tersebut. Dia mengambil kaleng yang
berada di samping joknya, meremasnya kemudian dengan emosi yang menggebu-nggebu
ia menghampiri namja itu.
“Hei
kau....!” teriak namja itu, Siwon namanya.
Namun yang dipanggil tak menampakkan respon apapun, sekali
lagi Siwon memanggil namja yang tengah berjalan “Hei kau berhentilah”, dan
berhasil namja yang tengah berjalan itu menoleh.
“Kau
memanggilku?” tanya namja yang berjalan itu sambil menunjuk dirinya sendiri.
“Memangnya
di sini ada berapa orang sampai kau tak merasa bahwa ada orang yang
memanggilmu” tanya Siwon balik.
Namja itu celingak-celinguk melihat sekelilingya. Sepi. Yah
sekelilingnya sepi, namun karena ia merasa tak mengenal orang yang berada di
depannya saat ini, dengan entengnya ia berkata, “mungkin kau salah orang karena
aku tak pernah merasa punya kenalan sepertimu” dan ia pun melanjutkan jalannya
yang terganggu oleh orang yang tak dikenal.
“Kau memang
tak mengenalku, tapi kau membuat suatu kesalahan padaku. Kaleng ini.......KAU
YANG MENENDANGNYA KAN?”
Namja itu menghentikan langkahnya, berbalik arah menghadap ke
belakang, kemudian berjalan santai mendekati Siwon “kaleng itu memang aku yang
menendangnya, dan aku tak peduli dengan nasib kaleng itu dan kau” ucap namja
itu sambil berjalan menjauh.
“DASAR TAK
PUNYA SOPAN SANTUN” teriak Siwon berharap namja itu mendengarnya, dan ia pun
kembali ke mobilnya dengan mata yang bersungut-sungut.
***
Pelajaran
telah dimulai, namun Donghae hanya melamun memandangi luar jendela. Baginya pemandangan
di luar sana lebih menarik perhatiannya daripada pelajaran Jung Soengsaenim
yang menurutnya membosankan.
“Lee
Donghae, bisakah kau menjawab pertanyaan di papan tulis itu?” tanya Jung soengsaenim, namun yang ditanya
tetap tak bergeming menatap langit di luar sana.
“Lee
Donghae!”
Ahn Jaehyun teman sebangku Donghae geram melihat tingkah
temannya itu. Ia pun menyenggol-nyenggol lengan Donghae berharap namja itu
segera tersadar dari lamunannya. Dan yah...berhasil.
“Ada apa
sih? Kau mengganggu imajinasiku tau!” bentaknya kesal.
“Lee
Donghae! Keluar sekarang! Aku tak membutuhkan murid yang tak ingin
memperhatikan pelajaranku. Dan lebih tertarik dengan dunia luar.” Kini Donghae
tau kesalahannya. Ini memang salahnya. Toh mengelak itu semuapun tak ada
gunanya juga. So....dia memutuskan untuk keluar kelas dengan tampang tanpa
dosanya itu.
Donghae
memutuskan ke atap sekolah, baginya tempat itu adalah tempat yang menenangkan
hatinya. Ini bukan pertama kalinya ia terusir dari kelas saat pelajaran. Itu
merupakan kegiatan rutin. Sebenarnya Donghae merupakan murid yang pintar dan
patuh terhadap peraturan. Namun semua itu tak ada artinya, karena bagi appa nya
semua yang dilakukannya selalu salah. Meratapi nasibpun tak ada gunanya.
Donghae memutuskan untuk tidur dan berharap semua masalahnya hilang saat dia
terbangun.
#SIWON POV
Istirahat tiba, namun aku tak berniat untuk ke kantin. Bagiku kantin
adalah tempat paling berisik yang dipenuhi orang-orang bergosip. Aku memutuskan
untuk ke atap sekolah. Sebuah tempat yang menurutku paling tenang. Aku bukanlah
orang yang pendiam, aku memiliki banyak teman, bahkan hampir semua warga
sekolah ini mengenalku. Aku pun termasuk siswa yang tak suka mencari masalah,
kecuali jika ada orang yang mengusikku atau sahabatku.
Tiba-tiba
aku mendengar suara nada dering suatu panggilan telepon, aku kira itu bunyi
dari ponsel yang ada di sakuku. Namun aku salah, ternyata suara itu berasal
dari ponsel seseorang yang tidur di kursi pojok atap sekolah itu.
#AUTHOR POV
Siwon mulai
mendekati orang yang tertidur itu dengan perlahan, tak ada niat untuk
membangunkan orang tersebut. “Suara sekeras itu tak bisa membangunkannya? Dasar
namja tukang tidur” batinnya dalam hati. Namun Siwon sedikit terlonjak saat
mengetahui namja yang tertidur itu bangun dan mengangkat telponnya. Sebenarnya
Siwon tak berniat mendengarkan orang yang tertidur itu bicara, namun melihat
punggung orang itu yang kelihatan marah menarik perhatiannya.
“Ada apa kau
menelponku?”
“...........”
“Kau memang
tukang adu Lee Hyukjae!”
“..........”
“Aku tak
takut dengan ancamanmu itu” bentak namja yang tertidur itu sembari menutup
ponselnya. Siwon terlonjak kaget saat namja yang tertidur itu berbalik
menghadapke arahnya.
“KAUUU....”
__To Be Continue__TBC__
Halo salam kenal saya reader yang suka baca ff tentang haepa
BalasHapusTolong dilanjutin dong ceritanya
Aku suka bulak balik liat blog ini tp ga pernah lanjut cerita nya tolong dilanjutya semua ff nya klu bisa kepanjangan komen nih haha semangat untuk ff sekali lg salam kenal
Salam kenal chingu...aq udh lma ngikuti ff mu tpi maaf bru bisa komen ^^ oh y lanjutin dong ff nya ceritanya bgus khan syng kl g dilanjut T-T ,hwaiting :)
BalasHapus