YOU ARE MY EVERYTHING
Author: Im Yeorin (ElizElfishy)
Main Cast : - Lee Donghae, Lee Hyukjae, Sandara Park
Main Cast : - Lee Donghae, Lee Hyukjae, Sandara Park
Other Cast : Im Yoorin (OC), Lee Sungmin, Choi Siwon, Park
Jungsoo, Cho Kyuhyun, Kim Kibum
Genre :
Brothership, Family, Angst, Romantic, Friendship
Chapter 01
Suasana
tampak lenggang di sebuah rumah sakit. Hanya ada beberapa dokter, perawat, dan
keluarga pasien yang berlalu lalang. Namun.....lain dengan pasien yang satu
ini, jika kebanyakan pasien lebih memilih beristirahat di ranjang rawatnya.
Namun pemuda ini malah berjalan mengendap-ngendap menuju sebuah ruangan yang
bername tag dr. Choi Siwon.
“Would you
be my girl friend?”
Terdengar samar-samar suara namja di dalam ruangan itu.
Pemuda yang mengendap-ngendap tadi semakin menempelkan telinganya di pintu, agar
dapat mendengar lebih jelas percakapan yang ada di dalam.
“Ne..,” Kini
ganti suara yeoja yang berbicara. Pemuda yang menguping tadi speechles.
“mwo? Dara
noona menerimanya. Tidak akan ku restui.” Ucap pemuda itu dengan semangat 45.
“yakk
bocah!!! Apa yang kau lakukan di situ? Menguping eo?” tanya dokter muda yang
bernama Choi Siwon. Pemuda tadi baru menyadari, bahwa dia telah ketahuan. Tanpa
mengubris pertanyaan siwon, pemuda tersebut balik bertanya “Noona...kenapa kau
terima ahjussi itu”, ucapnya dengan polos.
“Mwo? Ahjussi katamu. Umurku saja
masih 25 tahun. Yakk Park Donghae awas kau!”, dokter muda itu, Siwon, mengejar
pemuda pasien itu, Donghae.
“Bagiku kau tetap ahjussi-ahjussi”,
teriak Donghae sambil berlari. Sandara hanya geleng-geleng melihat tingkah
kedua namja yang dia sayang itu. Donghae berlari tanpa melihat ke depan, tak
sengaja menabrak seseorang. Mereka berdua sama-sama terjatuh.
“Appo.....”, ringis seseorang yang
ditabrak Donghae. Suara namja. Sontak Donghae berdiri dan mencoba membantu
namja itu berdiri. Setelah namja itu telah berdiri dengan sempurna. Donghae
menunduk dalam-dalam. “Mianhae, Jeongmal mianhae. Aku tidak sengaja. Pasti
kakimu sakit sekali ya”, ucap Donghae sembari melirik kaki namja itu yang
dibalut perban.
“Nan gwaenchana. Aku tadi juga sibuk
mencoba berjalan, sehingga tanpa melihat depan. Lee Sungmin imnida. Panggil
saja Sungmin”,ternyata semua tak seburuk yang Donghae kira. Namja di depannya
ini sangat ramah. Donghae pun mendongakkan wajahnya dan tersenyum.
“Gomawo.” Ucap Donghae.
“Yakkk bocah, sini kau. Donghae pabo”.
Teriak dokter muda yang tadi mengejar Donghae. Siwon berlari ke belakang
punggung Sungmin. “Mengapa harus? Pokoknya aku tak akan merestui ahjussi
sepertimu berpacaran dengan noonaku” ledek Donghae. Siwon semakin geram, namun
ekpresinya berubah setelah Donghae meringis seperti menahan sakit
“Appo.......” Siwon mendekati Donghae
yang tengah membungkuk menahan sakit. Sungmin pun juga berbalik, untuk melihat
ke belakang “Kau tidak apa-apa Donghae?” tanyanya. Tak ada sahutan. Yang
ditanya masih sibuk menahan sakit di perutnya. Siwon segera menggendong Donghae
menuju ruang rawat dengan sedikit berlari meninggalkan Sungmin yang tengah
berdiri mematung. Sebenarnya ia ingin mengejar mereka, namun ia sadar kakinya
tak memungkinkan untuk itu.
“Maaf..apa kau tadi melihat dua orang
namja berlari-lari di sini. Satu pasien dan yang satunya lagi uisa.” Tanya
seorang yeoja. Mengagetkan lamunan Sungmin. Sungmin hanya mengangguk. “Tadi
mereka memang kesini, tapi...”, ucapan Sungmin berhenti.
“tapi apa?”
“Dia, ehm maksudku Donghae tiba-tiba
merintih sakit’’
“Mwo???”
“Ne”
“Terima kasih infonya. Apakah kau
perlu bantuan? Kurasa kakimu tak memungkinkan untuk berjalan.”
“Kurasa juga begitu. Kakiku masih
sakit.”
Akhirnya Jessica memapah Sungmin untuk kembali ke ruang
rawatnya. Dengan bantuan Sungmin sebagai penunjuk jalan.
***
“Oh ya dari
tadi kita belum berkenalan kan?” tanya Sandara sopan.
“Oh ne. Mianhae. Naneun Sungmin
imnida”, Sungmin mulai mengenalkan dirinya.
“Namaku Park Sandara. Tak usah
terlalu formal begitu, ku rasa kau seumuran dengan adikku , jadi kau boleh
memanggilku Dara Noona”.
“Ruanganku berada di kamar no.234”
ucap Sungmin sambil tersenyum. “Kamsahamnida atas bantuannya noona.” Lanjutnya
“Mwo...jadi ini ruang rawatmu. Di
sebelah itu adalah ruang rawat dongsaengku.”
“Adikmu noona?” tanya Sungmin
penasaran.
“Ne” ucap Sandara sambil mengangguk-anggukkan
kepala.
“Apakah itu adik yang kau bilang
seumuran denganku itu noona?
“Bukan. Yang berada di ruang itu
adalah adik bungsuku. Bukannya kau tadi bertemu dengannya?”
Sungmin mulai memutar otaknya untuk mengetahui maksud dari
perkataan Sandara barusan, “Maksudmu Donghae?” tebak Sungmin ragu-ragu.
“Yap....betul
sekali”
Mereka pun berjalan ke kamar rawat no 235. Ruang rawat
dongsaeng Sandara. Baru saja membuka pintu, Sandara langsung menghambur ke
dalam.
“Oppa,
bagaimana keadaan Donghae?”
“Dia hanya
kelelahan, ditambah kondisinya yang masih belum stabil. Membuatnya drop lagi.”
“Omo...Donghae....”
Sandara mengusap puncak kepala Donghae lembut, memandang Donghae yang tengah
tertidur.
Sungmin berjalan mendekati ranjang Donghae dengan tertatih,
setelah dia berdiri beberapa waktu di depan pintu “Jadi bocah itu benar-benar dongsaengmu noona?”, Jessica
mengangguk.
“Bukannya
kau tadi yang bertabrakan dengan Donghae?’’ tanya Siwon setelah bertatap muka
dengan Sungmin.
“Ne uisa.”
“Kau......pasien
yang mengalami kecelakaan beberapa hari lalu bukan?” Sungmin menggaruk
tengkuknya yang tidak gatal sambil mengangguk. “Bagaimana keadaan kakimu, sudah
lebih baik kah?”. Sungmin tersenyum menanggapinya dan berkata “Lumayan baik
uisa, hanya perlu terapi beberapa hari, sampai aku bisa bejalan dengan baik
lagi.” Kini gantian Sandara yang hanya mengangguk-angguk.
***
Setelah
kejadian itu, Donghae menjadi dekat dengan Sungmin setelah mendengar cerita
dari Sandara. Hari ini Donghae bosan di ruang rawatnya sendiri, jadi ia
memutuskan untuk berkunjung ke ruang rawat Sungmin.
“Omo Hae!!!
Mengapa kau kesini?”
“Jadi aku
tidak boleh kesini Hyung. Aku bosan tidur mulu.”
“Bukannya
begitu Hae, lebih baik aku saja yang ke ruanganmu. Nanti kalau Siwon hyung dan Sandara
noona tahu, pasti mereka akan memarahimu.”
“Tenang saja
hyungie, Dara noona sedang mengurus sekolahku. Dan ahjussi itu, ada pasien lain
yang harus diurusnya.”
“Siwon hyung
maksudmu?”
Donghae hanya mengangguk. Sungmin paham akan itu dan menyuruh
Donghae untuk beristirahat di ranjangnya, sedangkan ia harus terapi kakinya.
“Kau disini
saja Hae, jangan kemana-mana. Nanti setelah selesai terapi, Hyung akan kembali”
“Ne hyung.”
Setelah Sungmin sudah tak terlihat lagi, Donghae langsung
meloncat ke ranjang rawat Sungmin. Karena bosan, iapun menonton tv, dan
kebetulan ada finding nemo film kesukaanya yang membuat ia sampai ketiduran.
Di luar
ruang rawat Sungmin, nampak seorang yeoja yang ragu-ragu akan masuk atau tidak.
Akhirnya yeoja itupun memutuskan untuk masuk. Dan betapa kagetnya yeoja itu,
ketika masuk ke dalam melihat seorang cowok yang membelakanginya sedang
menonton televisi, tapi bukan itu yang membuatnya heran. “Apa Sungmin oppa
berubah hanya dalam beberapa hari. Kurasa dulu ia tak menyukai acara seperti itu!!!” heran gadis tersebut.
“Sungmin
oppa.” Sapa gadis itu seraya mendekati ranjang Sungmin. Donghae yang mendengar ada suara gadis segera bangun.
“Huwahhhhh.......”teriak
Donghae dan gadis itu bersamaan.
“kau!!! Apa
yang kau lakukan di ruang rawat Sungmin Oppa?”
“Hyung
sedang tidak ada, aku di sini menunggunya.”
“Lalu kau
siapa?”
“Aku
temannya.”
“Itu namanya
tak sopan, saat pemilik ruangan ini tak ada, kau seenaknya masuk ke sini.
Bagaimana jika ada barang yang hilang? Apakah kau mau bertanggung jawab?
Bukankah kau juga seorang pasien?
Seharusnya kau beristirahat di ruang rawatmu sendiri!!” Donghae hanya
bisa terdiam mendengar ucapan gadis itu, yang lebih tepatnya marah-marah. Dia
menghela napas kemudian berkata, “Mengapa kau memarahiku? Sungmin hyung saja
tidak marah. Kau seharusnya tak berkata seperti itu. Aku tak akan mencuri
apapun di sini. Ya memang, aku seorang pasien. Ucapanmu itu sama saja menuduhku
sebagai orang yang tak baik. Tak taukah kau, bahwa perkataanmu itu sungguh
menyakitkan siapa saja yang mendengarnya.”
“Mwo? Kau
berani membalas perkataanku? Apa kau kesini karna kau kesepian?” melihat reaksi
Donghae yang hanya diam, gadis itu melanjutkan perkataannya, “Jadi benar ya
dengan apa yang kukatakan barusan. Dan oh....kau juga yang menonton film ikan
bodoh itu”. Tak sadarkah gadis itu bahwa sedari tadi Donghae menahan air
matanya agar tak turun. Donghae beranjak pergi dari ruangan itu. Sampai di
depan ia berpapasan dengan Sungmin, namun ia tetap berjalan, atau lebih
tepatnya berlari. Sungmin memasuki kamar rawatnya.
“Apa yang
kau katakan pada Donghae?”, tanya Sungmin pada gadis itu.
“Donghae?
Maksudmu namja yang tak punya sopan santun itu??” tanya gadis itu sinis.
“Astaga Yoorin,
tak bisakah mulut pedasmu itu berhenti untuk saat ini.”
“Oppa.........”
Sungmin telah pergi untuk menyusul Donghae. Ia tau mungkin
namja itu telah kembali ke ruang rawatnya. Benar dugaannya. Donghae memang
kembali ke ruang rawatnya. Namun baru beberapa langkah ia akan membuka pintu,
Sungmin berhenti.
“Noona .....
Apakah kau juga akan menjauhiku dan meninggalkanku seperti Hyung, Appa, dan
Eomma. Apakah aku tak pantas disayangi? Apakah takdirku hanya untuk dibenci dan
dijauhi? Kalau itu benar, lebih baik aku pergi saja dari dunia ini.”
Sungmin membuka pintu rawat itu dengan perlahan-lahan,
terlihat Donghae yang menangis di pelukan Sandara sambil bercerita. “Donghae,
kau tak boleh bicara seperti itu, Noona tak akan meninggalkanmu, noona janji.”
Ucap Sandara mencoba menenangkan Donghae.
Sungmin mulai membuka ruang rawat Donghae dengan perlahan,
namun mampu menyadarkan Donghae dan Sandara bahwa ada seseorang yang memasuki
ruangan itu.
“Donghae,
hyung minta maaf atas perkataan teman hyung tadi. Dia tak bermaksud begitu.”
Sungmin mendekat ke arah Donghae yang mulai berhenti menangis dan menatapnya.
Kemudian mereka saling berpelukan.
***
Yoorin
tengah mencari Sungmin yang tak ia temukan di ruang rawat. Hingga dari kejauhan
Yoona melihat dua namja yang tengah asyik bercanda. Begitu jelas terlihat dari
senyuman yang menghiasi wajah mereka.
“Hyung, dua
hari lagi aku akan pulang, pasti hyung akan merindukanku. Jika itu terjadi
temuilah aku. Oke hyung!”
“Tentu Hae.
Besok hyung juga akan pulang. Jika ada apa-apa hubungi hyung ne?”
“Buat apa?
Tentu Hae akan menghubungi noona.”
“Kau ingin
melupakanku???.”
“Hahahah...tentu
tidak”, mereka tertawa bersamaan. Yoorin yang melihat itu tertawa mencibir.
“Huuh...kekanakan sekali mereka”.
***
Donghae
memasuki rumahnya yang megah itu. Namun terlihat tak ada kehidupan. Sepi. Sandara
menuntun Donghae untuk sampai ke lantai atas, kamarnya. Sedangkan para pembantu
membawakan barang-barang Donghae dari rumah sakit. Tak ada percakapan diantara
mereka.
“Noona......”,
seru Donghae tiba-tiba.
“Hnn......”,
dehem Sandara tanpa menoleh ke Donghae.
“Apakah dia
tak ingin menyambutku?” Sandara mengetahui kemana arah pembicaraan Donghae.
“Mungkin
dia.......”
“Mungkin dia
sibuk dengan urusan kuliahnya kan Noona”, Donghae menatap Sandara dengan
tatapan teduhnya. “Aku sudah terbiasa dengan itu Noona. Bahkan appa dan eomma
yang tak peduli denganku pun aku sudah terbiasa”, di pelupuk mata Donghae sudah
menggenang air mata. Donghae berjalan sendiri menuju kamarnya, setelah melepas
pegangan tangan Sandara di lengannya. Setelah Donghae masuk ke kamarnya dan
menutup pintu kamarnya, baru Sandara bergumam, “Meskipun mereka tidak
mempedulikanmu. Di sini masih ada noona yang selalu menyayangimu dan menjagamu,
Noona janji.” Tak terasa, Jessica telah menitikkan air matanya. Yah! Dia
menangis untuk adiknya.
***
Ada dua orang yang sibuk dengan pekerjaaan
masing-masing. Yah mereka adalah Donghae dan Sandara. Sandara sibuk menyiapkan
sarapan pagi, sedangkan Donghae, namja itu malah menelungkupkan kepalanya di
meja makan, mungkin masih mengantuk. “Noona, Hae berangkat sendiri saja ya???”
ucap Donghae dengan menunjukkan puppy eyesnya. “Andwae....”, tolak Sandara mentah-mentah. “Noona...!” teriak
Donghae. “Apa Hae? Sekali Noona bilang tidak, tetap tidak Donghae”, Sandara
duduk di depan kursi yang di tempati Donghae, sambil menatap namja itu. Mencoba
memberi pengertian, “Ini yang terbaik , untukmu” ucapnya.
“Tapi
noona.........” sebelum Donghae melanjutkan perkataannya, Sandara sudah
memotongnya. “Tidak ada penolakan Hae.”
“Aishhhh,
kau sungguh menyebalkan”, gerutu Donghae. Sandara hanya tersenyum mendengar
perkataan dongsaengnya tersebut. “Sudahlah cepat makan ini”, ucapnya kemudian.
***
Sepanjang
perjalanan menuju sekolah, Donghae hanya diam saja. Dari raut wajahnya
kelihatan jika namja itu masih marah tentang perdebatan tadi. Sedangkan Sandara
fokus menyetir, sebenarnya gadis itu tahu ekpresi wajah Donghae yang kurang
bersahabat. Namun ia sudah kebal dengan sikap kekanakan Donghae yang sulit
dikendalikan itu.
“Sudahlah
Hae, jangan kekanakan seperti itu,” ucap Sandara tanpa menoleh ke arah Donghae
karena fokus menyetir. Tak ada jawaban dari namja itu, Sandara menghentikan
laju mobilnya. Menatap dongsaengnya sambil menangkupkan kedua tangannya di pipi
namja itu agar menatap matanya. Donghae mulai menatap noonanya tanpa berkata
apa-apa, namun tatapannya mulai meluluh melihat wajah Sandara yang kelihatan
sedih. Dia tak mau melihat noona yang ia sayangi bersedih. Sudah cukup selama
ini air mata yang dikeluarkan noonanya hanya untuk dirinya. “Noona, aku hanya
tak ingin kau terlalu overprotective padaku, umurku hampir 17 tahun, aku bisa
menjaga diri selama noona tak berada di sampingku, karena aku tahu Kau juga
butuh waktu untuk menyelesaikan tugas-tugas di tahun terakhirmu di universitas
kan? kau juga harus memperhatikan dirimu sendiri noona, setidaknya luangkan
waktu sedikit untuk bisa berkumpul dengan teman-temanmu”, Donghae hanya
menunduk tak berani menatap kedua manik mata noonanya.
Sandara
menitikkan air matanya, sedih sekaligus senang. Sedih karena adik kecilnya yang
tak ingin merepotkannya, yang menurut Jessica itu wajar saja. Dan senang karena
dongsaeng kecilnya telah berubah menjadi namja yang berpikiran dewasa,
“Oke-oke, noona akan mengurangi SE-DI-KIT perhatian berlebih noona”, ucap
Jessica sambil menekankan kata sedikit di kalimatnya.
“NOONA..???”,
teriak Donghae merajuk, “sedikit katamu? Berarti itu sangat kecil sekali!!!”
Sandara tersenyum menanggapi sikap adiknya yang mulai kembali
seperti awal. “Baiklah, noona akan melepaskanmu untuk berangkat sendiri jika
aku telah menemukan orang yang benar-benar bisa menjagamu di sekolah dari anak
nakal itu. Dan untuk sementara kau akan diantar Go ahjussi”.
“Mwo?? Anak
nakal? Kyuhyun maksudmu? Dia itu temanku noona, meskipun tidak akrab. Kan masih
ada Kibum hyung yang menjagaku, Go Ahjussi ya? Itu lebih baik daripada noona
yang mengantar.” senang Donghae tersenyum sambil menunjukkan deretan giginya.
“Yak bocah
ini! , Kau bosan ya bila noona yang trus mengantarmu? Kibum? Sunbaae itu ya?
Boleh juga, aku akan berbicara padanya nanti. Satu lagi, jangan mencari
gara-gara dengan si Evil itu? Ingat itu” ucap Jessica mengingatkan.
Donghae menunjukkan senyum terbaiknya,”arasseo-arasseo
noonaku yang yang cantik.”
“Aishhhh....dasar kau!
kalau ada maunya. “
Sandara mulai melajukan mobilnya kembali, karena waktu telah
menunjukkan hampir pukul 8, itu tandanya sebentar lagi bel sekolah Donghae akan
berbunyi. Ia tak mau adik tersayangnya terlambat di hari pertama masuk
sekolah”.
***
Donghae
melangkahkan kakinya dengan riang, ini adalah hari pertamnya masuk sekolah
setelah hampir 1 bulan ia tak masuk karena izin. Saat ia mulai memasuki ruang
kelasnya, ia telah disambut oleh orang yang paling dihindarinya untuk saat ini.
“Selamat
datang kembali anak manja, semoga harimu menyenangkan....”, ucap seorang namja
dengan senyum evilnya.
....~TO BE CONTINUED_TBC~....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar